Politik, Kasih, dan Rabu Abu

Politik kasih merupakan instrumen penguasa dalam mewujudkan cita-cita rakyat yakni terciptanya bonum commune, kedaulatan dan kekuasaan.

0 170
Romo Christian Kali, Pr

Oleh Romo Christian Kali, Pr, Pastor Pembantu Paroki St. Yohanes Rasul Webriamata

Katolikana.com—Kontestasi politik nasional Indonesia akan memuncak pada Pemilu serentak pada 14 Februari 2024. Segenap warga negara Indonesia akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota legislatif pada tingkat Daerah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, serta anggota Dewan Perwakilaan Daerah atau senator.

Kontentasi ini tentu menarik perhatian, menguras ide dan tenaga, terkadang membangkitkan gelora emosi mencekam lalu kembali meneduh dan aneka manuver politik demi memenangkan kandidat-kandidat yang balihonya telah bersiliweran di jalanan dari Sabang sampai Merauke.

Kontestasi Pemilu 2024 berlangsung pada 14 Februari bertepatan dengan Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day). Esensi Valentine’s Day adalah kasih. Bagi umat Katolik, tanggal 14 Februari 2024 adalah Hari Rabu Abu – hari pertama puasa dan pantang. Maka, politik berkekuatan kasih menjadi intisari perayaan akbar warga Indonesia.

Politik Kasih

Sistem demokrasi politik Indonesia diwarnai dengan ragam peristiwa dan isu terutama terkait pemilihan presiden dan wakil presiden.

Publik menyoroti ketimpangan politik yang katanya beraroma “dinasti”,  tanpa etika dan moral demokrasi, ada krisis kenegarawan seperti diserukan oleh sivitas akademika sejumlah kampus yang mengkritisi kepemimpinan Presiden Jokowi.

Memanasnya situasi ini berkenaan pula dengan keberpihakan visi dan misi pembangunan para pemimpin menuju Indonesia Emas 2045. Tuntutan netralitas sesungguhnya tidak netral bagi pemimpin.

Maka, sebagai tawaran mengatasi krisis etis dan moral, diperlukan politik kasih. Politik selalu berkenaan dengan kekuasaan. Penguasa adalah orang yang diyakini memiliki kebijaksanaan. Kekuasaan dan kebijaksanaan bertautan dalam mewujudkan political will.

Seorang penguasa adalah pecinta kebijaksanaan. Maka, politik kasih merupakan instrumen penguasa dalam mewujudkan cita-cita rakyat yakni terciptanya bonum commune, kedaulatan dan kekuasaan.

Kekuatan kasih dalam politik mencegah kejahatan dan penguasa buruk. Sebab kasih adalah bahasa universal yang merangkum kemanusiaan, kesetaraan, perdamaian, kaamanan dan ketahanan hidup bersama.

Sejumlah partai tampil  mengaungkan politik santuy, politik yang menggembirakan, politik sehat demi stabilitas demokrasi. Tentu ini perlu diapresiasi.

Dalam debat capres dan cawapres 2024, terangkum politik berdimensi kasih, di mana orang bisa mengubah ujaran kebencian, fitnah, sindiran menjadi bahasa yang enak didengar dan positif.

Kita dipanggil untuk menjadi bangsa dan negara yang bercinta kasih. Bangsa yang terlibat dalam penghormatan terhadap Pancasila dan nilai-nilainya.

Kasih itu membebaskan dan memberi ruang komunikasi yang membangun karakter kebangsaan yang kuat. Orientasi politik kasih adalah kasih yang mengalahkan kebencian.

Aktivitas politiknya didorong kesadaran kasih untuk melayani bukan napsu untuk berkuasa, otoriter, kolusi, nepotisme dan korupsi.

Politik kasih mematahkan ego dan membawa kita bepusat kepada cinta universal yang mematahkan batasan ideologi, eklusifisme, fanitisme dan sebagainya.

Politik: Fratelli Tutti

Merujuk pada Ensiklik Fratelli Tutti (Paus Fransiskus), bahwa inti ajaran agama adalah kasih. Kasih itu hendaknya diejawantahkan melampaui batasan jarak dan waktu.

Bahaya terbesar bagi manusia di dalam kehidupan adalah jika tidak saling mencintai (bdk 1Kor 13;1-13).

Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia terbuka dan memiliki nilai kasih yang universal. Kesediaan membuka batas-batas merupakan jalan menuju persahabatan sosial dan politik.

Persahabatan demikian tidak menghapus perbedaan sebab jika perbedaan dihapuskan maka menjadi persahabatan dan persaudaraan  palsu.

Politik kasih menggantikan politik ketakutan, narasi-narasi perpecahan, pertikaian kepentingan yang kita alami saat ini.

Politik kasih mendorong politisi untuk berpartisipasi dalam sistem yang mengutamakan kebaikan bersama dan persaudaraan universal.

Artinya, politik semacam ini mengharuskan seseorang untuk melandasi kekuasaan dalam cinta, bukan kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan akan menjadi super benar.

Marilah kita berkomitmen dalam politik kasih demi transformasi kehidupan penuh harapan dan damai. Sebab kasih menuntut kita untuk secara radikal saling menerima, mendengarkan, mengajar dan menghormati kehidupan antar manusia dan antargenerasi. Tidak ada ruang dehumanisasi, saling tuding, olok-olokan dan kekanak-kanakan dalam politik.

Politik Rabu Abu

Dalam tradisi Iman Katolik, abu adalah simbol kerapuhan manusiawi. Itulah sebabnya pada hari Rabu Abu, setiap orang Kristiani yang ditandai dengan Abu diingatkan dengan pesan ini: “Ingatlah bahwa Engkau ini abu dan akan kembali kepada abu atau Bertobatlah dan Percayalah kepada Injil”.

Politik Rabu Abu tidak dimaksudkan untuk membawa pribadi kepada sikap abu-abu alias penipu, pembohong, iri hati, tetapi ketulusan jiwa.

Bukan pula untuk merebut makna dan entitas suci Rabu Abu. Politik Rabu Abu hendak mengingatkan dimensi kerapuhan hidup manusia dalam berpolitik.

Dalam politik Rabu Abu, kualitas politisi ditentukan keberaniaan mengakui, menyesali dan bertobat atas kesalahan dan dosa politiknya serta sanggup untuk membaharui serta dibaharui oleh spirit kasih persaudaraan.

Semangat perayaan Rabu Abu hendaknya merasuki setiap pribadi untuk menghidupi kebajikan dan melawan keburukan yang timbul dari ego berkuasa.

Setelah mencoblos dan menunggu hasil Pemilu tahun 2024, marilah kita mengutamakan hal-hal penting, bukan hal-hal receh dan penuh gimmick.

Kita berfokus melihat lanskap politik penuh kasih, damai dan penuh persaudaraan sejati. Akhirnya, dalam keyakinan yang sama bahwa di dalam politik ada iman, harapan dan kasih. Di atas semuanya yang abadi bukanlah kepentingan melainkan KASIH. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.