
Katolikana.com, Jakarta – Pada hari Minggu yang cerah, 28 Juli 2024, sekitar 25 anak muda dari wilayah Jabodetabek hadir dalam acara Emmanuel Youth Gathering bertema “Holiness Starts Today”, yang diselenggarakan di Manchester Room, Raffles College, Jakarta Barat.
Acara dimulai pukul 14.00 dengan doa dan nyanyian pujian dipandu oleh Frater Mikael Varian Toar Derian.
Frater Varian menyampaikan pesan inspiratif tentang kekudusan. Ia menekankan tentang hidup kudus untuk semua orang, termasuk anak muda. Ia mengambil contoh dari Beato Carlo Acutis, seorang beato milenial yang sangat dekat dengan kehidupan anak muda, menunjukkan bahwa kekudusan bukanlah hal yang jauh atau sulit dijangkau.
Selain Carlo Acutis ada juga santo-santa muda yang dapat menjadi contoh dan teladan seperti Santa Teresia Lisieux, Santo Louis Martin and Santa Marie-Azélie Guerin, Santa Gianna Beretta Molla, Beato Pier Giorgio Frassati, dan Beata Chiara Luce Badano.
Kekudusan dibuat untuk semua. Kekudusan dapat dijalani dengan cinta dan memberikan kesaksian. Kekudusan dapat dimulai hari ini, dengan: pertama, kehendak kuat untuk mengikuti Yesus. Kedua, Aktivitas yang menguduskan dengan membawa Tuhan di tengah aktivitas. Ketiga, komunitas yang bertumbuh.
Yesus adalah daya Tarik dalam kekudusan. Mengutip Fr. Mike Schmitz, Frater Diosesan Keuskupan Surabaya ini mengatakan, “Knowledge can make you great, but only love can make you saint.” Seseorang dapat menjadi kudus dengan hati yang selalu mencinta.

Frater Varian mengungkapkan, Carlo Acutis melihat bahwa kekudusan adalah sebuah project. My Life Program is To Be With Jesus. Goalnya adalah Yesus. Sebab melalui pembabtisan seorang Katolik, masuk dalam keluarga Allah, ditebus dan menerima roh kudus. Sehingga, jadi kudus adalah hal yang mungkin.
“Kekudusan adalah panggilan yang menarik dan serius, menjadi kudus dengan menjawab secara radikal,” kata frater milenial ini.
Paus Fransiskus dalam Gaudete et Exultate 14 juga menegaskan bahwa kekudusan bukan hanya untuk mereka yang dapat menjaga jarak dari pekerjaan sehari-hari dan mencurahkan waktu lebih banyak untuk berdoa. Kekudusan bisa dicapai oleh siapa saja dengan menghayati hidup dengan kasih dan memberikan kesaksian dalam kegiatan sehari-hari.

Komunitas Emmanuel atau Communauté de l’Emmanuel, yang berasal dari Prancis, didirikan oleh Pierre Goursat dan Martine Lafitte-Catta pada tahun 1972. Komunitas ini telah hadir di Indonesia sejak 1996 dan kini berkembang di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, Purwokerto, dan Manado. Visi mereka adalah menjawab kebutuhan gereja lokal dan membawa orang-orang lebih mengenal iman Katolik mereka.
Paulus Tampubolon, koordinator Emmanuel Jakarta, menjelaskan bahwa dalam komunitas ini, iman anak muda akan tetap terjaga. “Komunitas ini menjadi wadah bagi anak-anak muda untuk berbagi dan menerima kasih Tuhan,” katanya.
Beberapa peserta berbagi pengalaman mereka selama mengikuti acara ini. Lawita, yang telah bergabung dengan komunitas ini sejak 2013, merasa bahwa kegiatan ini membantunya menjalani kekudusan dalam hidup sehari-hari.
Yoga, seorang peserta asal Kalimantan yang tinggal di Cikarang, merasakan urapan Roh Kudus melalui acara ini. Gabriela Kartini, yang baru pertama kali mengikuti acara ini, merasa senang dapat mengenal komunitas yang membantunya untuk hidup dalam kekudusan.

Acara ini diakhiri dengan sesi refleksi, doa bersama dan sharing, di mana Frater Varian kembali mengingatkan bahwa kekudusan bisa dimulai dari hal-hal sederhana dan dalam komunitas. Setiap orang bisa bertumbuh bersama dalam kasih Tuhan.
Raissa, pendamping koordinator Emmanuel Youth, dan Jacklyn, anggota komunitas, menekankan pentingnya komunitas dalam membantu anak muda hidup dalam kekudusan dan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan.
Acara Emmanuel Youth Gathering ini menjadi bukti bahwa kekudusan bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai, terutama bagi anak muda. Dengan komunitas yang saling mendukung dan kasih Tuhan yang selalu hadir, setiap orang bisa menjalani hidup yang kudus dan penuh makna. (*)
Editor: Basilius Triharyanto
Seorang Perencana Keuangan, Hobi Menulis, Umat Paroki Bonaventura Pulomas-Jakarta Timur.