
WKRI Sudah Satu Abad, Tapi Masih Ada Wanita Katolik Papua Belum Bisa Baca Tulis
Katolikana.com, Paniai – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) pada Juni tahun 2024 ini sudah berusia satu abad (100 tahun), namun masih ada anggotanya di DPC Santa Monika Kabupaten Paniai, Papua Tengah, yang belum bisa membaca dan menulis.
Ketua DPC WKRI St. Monika Paniai Vivion Gobai mengungkapkan kenyataan itu ketika memperingati satu abad WKRI di Aula SKB Iyaitaka, Paroki Santo Yusup Enarotali, Dekenat Paniai pada 26 Juli 2024. Kepada pers lokal, termasuk kontributor Katolikana.com di Paniai, ia menjelaskan organisasi yang berdiri sejak 1924 lahir untuk mengormati dan mengangkat harkat dan martabat manusia, terutama perempuan dan anak-anak.
“Saya mengajak seluruh pengurus dan anggota organisasi untuk mengarahkan, untuk mengingat kembali semangat dan sikap dasar dari berdiri organisasi Wanita Katolik RI. Lahirnya organisasi ini didorong oleh panggilan untuk menghormati dan mengangkat harkat dan martabat manusia khususnya perempuan dan anak,” kata Vivion Gobai.

Perayaan satu abad WKRI ini berlangsung selama satu tahun, Januari hingga Desember 2024. Menurutnya, Wanita Katolik St. Monika Paniai harus melakukan sesuatu yang istimewa. Selain perayaan syukur yang meriah, ia juga mengungkapkan keprihatinan yang dialami perempuan Papua.
“Wanita Katolik di usia yang ke 100 tahun, masih ada anggota ibu-ibu yang belum bisa menulis dan membaca,” kata Vivion Gobai.

“Untuk itu, pengurus DPC St.Monika Paniai dalam program kerja kedepan akan memberikan jalan terbaik atau solusi kepada (masalah) buta aksara dan mereka yang putus sekolah di tingkat SD, SMP dan SMA untuk bisa mendapatkan akses pendidikan sesuai jenjang melalui paket C,” lanjut Vivion Gobai.
Progam yang memberikan solusi bagi permasalahan buta aksara orang asli Papua ini penting. Menurutnya, program kerja yang telah dilakukan akan diperkuat lagi ke depan.
“Ini penting mengingat masa depan hidup menggereja serta kehidupan sosial lainnya,” kata Vivion.
Ia menambahkan bahwa situasi kehidupan di Paniai berbeda dengan kehidupan di kota-kota di mana WKRI sudah dikenal oleh umat.
“Tantangan kita sangat berat, namun kami percaya Tuhan Yesus Kristus akan sertai kami,” kata Vivion.
Rencana program yang sedang dirancang adalah kegiatan bersama wanita Katolik di delapan paroki yang tersebar di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Paniai.
Persoalan lain yang dihadapi perempuan Papua adalah masalah kesehatan ibu dan anak. Maka, Divisi Kesehatan DPC WKRI St. Monika Paniai, dalam perayaan satu abad WKRI pada 24-28 Juli 2024 juga mengangkap dan membahas stunting.
“Peran perempuan, selain mengangkat harkat dan martabat penting juga sebagai tungku kehidupan keluarga. Sehingga, anak yang lebih sehat, bertumbuh dengan baik. Ini menjadi investasi masa depan generasi anak-anak kita,” kata Vivion Gobai, melanjutkan.

Pada acara penutupan perayaan satu abad WKRI di Kabupaten Paniai, hadir sejumlah tokoh penting perempuan di Paniai. Antara lain, Asisten II Kabupaten Paniai, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Paniai, Kepala Dinas BAPEDA, Kepala Dinas DPMK, Kepada Dinas Kominfo, Ketua ikatan bidang Indonesia yang diwakili bidang di Kabupaten Paniai, Ketua Bhayangkari yang diwakili oleh anggota Bayangkari. Kemudian, tokoh perempuan dari Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Tengah Emeriana Dogomo dan Yulce Magai dari Pokja Perempuan.
Editor: Basilius Triharyanto

Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.