Menyalakan Api Iman Lewat Rosario Lingkungan

Pada pertemuan terakhir, umat Lingkungan Markus mengadakan upacara pembakaran ujub doa.

0 553

Katolikana.com, Jakarta Bulan Oktober adalah momen istimewa bagi umat Katolik di seluruh dunia. Umat merayakan Bulan Rosario sebagai bentuk devosi mendalam kepada Bunda Maria. Doa Rosario bukan sekadar rangkaian doa, tetapi merupakan perwujudan kasih dan penghormatan kepada Bunda Maria, ibu yang selalu mendampingi umat dalam suka maupun duka.

Ketika berdoa bersama di rumah-rumah yang berbeda, suasana spiritual yang tercipta terasa hangat dan penuh dengan sentuhan cinta kasih. Hal ini tak hanya mempererat tali persaudaraan, tetapi juga membawa kedamaian dan kelegaan bagi setiap hati yang terlibat.

Di Lingkungan Santo Markus, Taman Harapan Indah, Paroki Santo Kristoforus, Grogol, Jakarta Barat, doa Rosario menjadi tradisi tahunan yang bertujuan mempererat ikatan persaudaraan dan memperkuat iman. Selama Bulan Rosario, umat berkumpul sembilan kali di rumah-rumah berbeda. Kegiatan ini diadakan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis mulai minggu kedua Oktober. Setiap rumah yang menjadi tuan rumah dipersiapkan dengan penuh kasih, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.

Setiap pertemuan doa Rosario dimulai dengan doa pembuka pada pukul 19.30 WIB, diikuti dengan meditasi misteri Rosario yang berbeda di setiap pertemuan. Misteri-misteri ini tidak hanya mengingatkan umat akan kisah Yesus dan Maria, tetapi juga mengandung pelajaran berharga yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Pada pertemuan terakhir, umat Lingkungan Markus mengadakan upacara pembakaran ujub doa. Setiap peserta diminta menuliskan permohonan atau rasa syukur pada selembar kertas kecil, yang kemudian dikumpulkan, didoakan bersama, dan dibakar. Api yang membakar kertas-kertas tersebut melambangkan penyerahan total kepada Allah, dan simbol keberanian untuk melepaskan segala kekhawatiran kepada Tuhan.

“Api pembakaran ini mencerminkan bagaimana kita melepaskan semua beban kepada Tuhan dan membiarkan api iman membakar setiap keraguan dan ketakutan di hati kita,” ujar seorang anggota lingkungan. Momen ini selalu diiringi dengan keheningan yang khusyuk, memberikan kelegaan dan kedamaian bagi setiap umat yang terlibat.

Pada pertemuan terakhir, umat Lingkungan Markus mengadakan upacara pembakaran ujub doa. Foto: Yulius Evan Christian

 

Mengikuti Jejak Antonius Maria Claret

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Antonius Maria Claret, seorang misionaris yang dikenal karena semangat berkobarnya dalam mewartakan Injil. Pesan dari Injil Lukas 12:49, di mana Yesus berbicara tentang keinginannya untuk menyalakan api di bumi, menjadi inspirasi bagi umat Lingkungan Markus. “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala,” kata Yesus.

Mazmur 33 yang dibacakan pada peringatan Antonius Maria Claret menegaskan bahwa kasih setia Allah selalu hadir bagi mereka yang setia berharap kepada-Nya. Keyakinan ini dihidupi oleh umat Lingkungan Markus setiap kali mereka mendaraskan Rosario, dengan penuh keyakinan bahwa Allah senantiasa hadir dan berkarya melalui perantaraan Bunda Maria.

Antonius Maria Claret mengajak umat Katolik untuk menyalakan api iman dalam diri dan di lingkungan sekitar mereka. Semangat ini sejalan dengan tujuan doa Rosario, yang tidak hanya memperkuat iman tetapi juga memotivasi umat untuk menjalani hidup dengan lebih penuh kasih dan pelayanan.

Warga Lingkungan Markus, Taman Harapan Indah, Paroki Santo Kristoforus, Grogol, Jakarta Barat. Foto: Yulius Evan Christian

 

Membangun Gereja Kecil di Lingkungan

Doa Rosario di Lingkungan Markus adalah contoh nyata bagaimana iman Katolik dijalankan dalam kebersamaan. Ini adalah bentuk nyata dari “gereja kecil” yang hidup dalam kasih, harapan, dan pelayanan. Meski pun Bulan Rosario berakhir, semangat doa ini tidak boleh padam. Ia harus terus hidup di hati umat sepanjang tahun, seperti semangat Antonius Maria Claret yang selalu berkobar.

Rosario tidak sekadar doa yang diucapkan dengan bibir, tetapi doa yang harus diresapi dengan hati, diterjemahkan dalam tindakan nyata, dan disebarkan kepada dunia. Melalui doa Rosario, umat diajak untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan, membawa terang iman ke dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi berkat bagi sesama.

Melalui kegiatan ini, Lingkungan Markus mengajarkan bahwa dalam kebersamaan, api iman dapat terus menyala, dan kedamaian sejati dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. (*)

 

Penulis: Yulius Evan Christian, dosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, warga Lingkungan Santo Markus, Taman Harapan Indah, Jelambar Baru, Jakarta Barat

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.