
Timika, Katolikana.com – Umat Katolik Kapela Tillemans Hati Kudus Yesus Emaa Owaa, bagian dari Paroki Katedral Tiga Raja Timika, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 pada Minggu (8/12/2024). Perayaan ini bertepatan dengan Misa Adven ke-2 dan dipimpin oleh Pastor Silvester Bobi, Pr.
Misa syukur ini kental dengan nuansa budaya Suku Mee, tercermin dalam doa dan lagu-lagu yang dibawakan. Pastor Silvester menyampaikan kotbahnya dalam dua bahasa, Indonesia dan Mee, menegaskan semangat tema keuskupan Timika, Parate Viam Domini (Siapkan Jalan Tuhan).
Ia mengajak generasi muda untuk lebih aktif dalam liturgi dan kehidupan gereja, dengan pesan Injil untuk meluruskan jalan dan mengikis ego demi mempersiapkan diri bagi kedatangan Tuhan.

Semangat Generasi Muda
Ketua Kapela Tillemans dalam sambutannya menyoroti peran signifikan generasi muda dalam perayaan HUT tahun ini. Ia mengapresiasi keterlibatan mereka dalam ibadah, termasuk doa, nyanyian, dan bacaan kitab suci, yang sebelumnya jarang terlihat.
“Generasi muda kini mulai kembali ke gereja dan aktif menghidupkan komunitasnya. Harapan kami ke depan, semangat ini terus meningkat,” ujar ketua kapela.
Ia juga menegaskan tekad umat Kapela Tillemans untuk tetap berakar, bertumbuh, dan berbuah di tempat mereka, seraya mengusulkan kepada Paroki Tiga Raja dan Keuskupan Timika untuk mempertahankan status kapela ini sebagai bagian integral dari lingkungan mereka.
Di sisi lain, Ketua Kerukunan Suku Mee Umat Katolik Timika Alfons Dogopia menyampaikan pesan duka atas meninggalnya Ausilius You dan Gobay. Ia juga menyampaikan kabar bahagia tentang Melkianus Mote, ST, dari Kapela Tillemans, yang baru saja terpilih menjadi Bupati Deiyai.

Pesan dari Sejarah
Nama Kapela Tillemans diambil untuk menghormati sejarah karya misi Katolik di tanah Papua yang dilakukan oleh Pastor Tillemans MSC. Pastor Tillemans, yang berasal dari Merauke, ditugaskan ke Mimika, tepatnya ke daerah Utaa Badoo. Di tempat ini, ia melihat orang-orang suku Mee yang mengenakan noken di tubuh mereka. Hal ini membuatnya penasaran dan ingin mengenal mereka lebih dekat, seperti Tete Gobai dan Tete Auki Tekege.
Pada Desember 1935, Pastor Tillemans melaksanakan misa bersama umat suku Mee di Modio. Perjalanan misinya berlanjut dengan mengikuti aliran Sungai Yawei hingga tiba di Yaba pada tahun 1938. Di Yaba, ia bertemu dengan Weyakebo Mote. Beberapa bulan kemudian, Pastor Tillemans melanjutkan misinya ke Enagotadi dan Kugowapa, memperluas karya pelayanan iman di tanah Papua.

Identitas Iman dan Budaya
Dengan tema Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah (Kolose 2:7) serta subtema Menyiapkan dan Meluruskan Jalan Bagi Tuhan, perayaan ini tidak hanya menyoroti kebersamaan umat Katolik, tetapi juga membuka ruang bagi semua denominasi, termasuk Muslim, untuk berbagi kebahagiaan.
Titus Pekei Agiyadokii, tokoh lokal dan penggagas pengenalan Noken secara global, menyampaikan rasa bangganya atas semangat umat Kapela Tillemans. “HUT ini menunjukkan sikap rasa memiliki yang tinggi, dari anak-anak hingga orang tua, dengan nilai iman yang mendalam. Ini melampaui sekadar perayaan HUT kapela, menjadi momen yang penuh makna bagi semua pihak,” ujarnya.
Melalui perayaan ini, umat Kapela Tillemans meneguhkan identitas mereka dalam iman Katolik sekaligus melestarikan budaya Suku Mee. Dengan liturgi yang dijalankan dalam dua bahasa, umat berharap dapat terus mempererat hubungan antar generasi, menjaga tradisi, dan memperkuat kontribusi mereka dalam komunitas gereja dan masyarakat luas.
Sebagai bagian dari Paroki Katedral Tiga Raja, Kapela Tillemans tetap menjadi saksi hidup bagaimana iman, budaya, dan kebersamaan dapat bersinergi untuk membangun komunitas yang kuat dan penuh kasih. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.