
Mengganggu Penyelidikan Pelecehan Seksual, Uskup Minnesota Dipaksa Mundur
Paus Fransiskus telah menerima pengunduran diri uskup Keuskupan Crookston, Michael Hoeppner, 71, yang mestinya akan pensiun empat tahun mendatang, pada usia 75 tahun.
Katolikana.com – Vatikan tampak semakin serius menyelesaikan kasus-kasus pelecehan seksual oleh hirarki. Seorang uskup di Minnesota, Amerika Serikat, mengundurkan diri atas permintaan Paus Fransiskus. Uskup tersebut diminta mengundurkan diri karena dinilai telah mengganggu proses penyelidikan atas seorang imam yang diduga telah melakukan pelecehan seksual.
Associated Press melaporkan, Paus Fransiskus telah menerima pengunduran diri uskup Keuskupan Crookston, Michael Hoeppner, 71, yang mestinya akan pensiun empat tahun mendatang, pada usia 75 tahun. Selain menerima pengunduran diri Hoeppner, Paus juga langsung menunjuk pengganti sementara untuk memimpin keuskupan itu.
Juru bicara Keuskupan Crookston yang tidak disebutkan namanya mengakui Paus memang meminta Hoeppner mengundurkan diri karena sang uskup “kadang-kadang gagal mematuhi norma-norma yang berlaku, ketika dihadapkan pada kasus tuduhan pelecehan seksual oleh seorang imam.”
Vatikan dan Konferensi Wali Gereja Amerika Serikat pada Selasa 13 April secara bersamaan mengumumkan pengunduran diri Hoeppner dan pengangkatan Mgr. Richard E Pete sebagai pengganti. Mgr. Pete adalah uskup emeritus, yang sebelumnya memimpin Keuskupan Des Moines.
Keuskupan Crookston, yang mencakup Minnesota Utara, memiliki sekitar 35 ribu umat katolik.
Peristiwa itu dilatari oleh peristiwa yang terjadi pada 1970an. Ron Vasek, yang waktu itu baru berusia 16 tahun, mengaku telah dilecehkan secara seksual oleh seorang imam bernama Roger Grundhous.
Sekitar 40 tahun kemudian, pada 2017, Vasek menggugat Grundhous yang sudah menjadi seorang uskup. Dilaporkan bahwa kasus Vasek versus Grundhous sendiri sudah diselesaikan pada tahun itu juga, tanpa ada pengumuman bagaimana detil penyelesaiannya.
Mgr. Hoeppner terseret dalam kasus itu karena mengatakan bahwa seorang pastor tetap berhak menjalankan pelayanan gerejani walaupun, “dia diduga mengetahui bahwa pastor tersebut telah melakukan pelecehan seksual atas seorang remaja berusia 16 tahun pada awal 1970an,” tulis Associated Press.
Ron Vasek juga menggugat Keuskupan Crookston dengan tuduhan bahwa Mgr. Hoeppner telah menekan dia agar mencabut tuduhannya terhadap Mgr. Roger Grundhaus. Sementara itu media lokal Minnesota menyebutkan bahwa pada 2011 dia melaporkan pelecehan oleh Mgr Grundhous “dalam sebuah perjalanan,” tetapi Hoeppner meminta Vasek untuk tutup mulut. Laporan itu disampaikan Vasek ketika dia hendak menjadi seorang diakon (tidak dijelaskan, diakon awam atau diakon tahbisan).
Atas seluruh rangkaian persoalan itu, Vatikan menugaskan Uskup Agung St. Paul-Minneapolis, Bernard Hebda, untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.
Hoeppner adalah uskup pertama yang diselidiki oleh Vatikan berdasarkan peraturan yang disahkan oleh Paus Fransiskus pada 2019 tentang tata cara penyelidikan atas kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh imam atau uskup.
Kepada penyelidik gerejani, Hoeppner konsisten mengatakan bahwa dia berusaha melindungi kerahasiaan korban, dan bahwa Grundhous tetap pantas melakukan pelayanan gerejani. Dia juga mengatakan bahwa Grundhous selalu menyangkal tuduhan Vasek.
Pihak penyelidik, yang dipimpin oleh Mgr Hebda, mengatakan bahwa seluruh penyelidikan menghabiskan waktu 2000 jam untuk wawancara, dengan mewawancarai 38 pihak yang terkait. Mgr. Hoeppner sendiri diwawancarai “lebih dari satu kali”. Penyelidikan itu ditulis dalam laporan setebal 1.533 halaman, termasuk rekomendasi, dan telah ditinjau oleh dua pakar awam. Menurut kantor Mgr. Hebda, proses yang terakhir dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelidikan telah dilakukan dengan cara yang adil dan tidak memihak.
Kelompok advokasi korban pelecehan, yang dikenal dengan SNAP (Survivors Network of those Abused by Priests), mengaku senang melihat hasil penyelidikan tersebut. Tetapi pada saat yang sama mempertanyakan, mengapa Paus Fransiskus mengambil opsi meminta Mgr. Hoeppner mengundurkan diri, dan tidak mengambil pilihan memecatnya.
“Meskipun hasilnya sama, tetapi pesan yang dikirimkan berbeda,” demikian pernyataan SNAP.
Sumber: Associated Press The Hill
Editor: Basilius Triharyanto
Penulis dan pegiat literasi. Pernah menjadi wartawan di media nasional dan internasional. Ia juga pernah mengelola media gerejani.