Eco Enzyme, Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Eco Enzyme merupakan produk hasil daur ulang sampah organik yang punya banyak manfaat bagi manusia dan alam.

0 614

Katolikana.com—Sampah identik dengan sesuatu yang kotor dan bau. Namun, stigma itu dipatahkan oleh adanya komunitas Eco Enzyme Nusantara yang mengubah sampah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Eco Enzyme Nusantara merupakan komunitas yang berdiri pada bulan Oktober 2019. Eco Enzyme ini telah ada di 27 provinsi.

Relawan Eco Enzyme Nusantara Paul Iskandar dan Sinta S.Pd membahas manfaat dan cara pembuatan eco enzyme dalam Live Talkshow #KatolikanaMuda yang dipandu oleh Kornelia dan Stefani, Minggu (12/9/2021).

Paul Iskandar, Relawan Eco Enzyme Nusantara.

Apa Itu Eco Enzyme Nusantara?

Relawan Eco Enzyme Nusantara Paul Iskandar menjelaskan, Eco Enzyme Nusantara mempunyai visi mewujudkan bumi kembali indah dan lestari untuk kelangsungan hidup umat manusia.

“Kami ingin mengajak lebih banyak orang dan masyarakat untuk terlibat di dalam kegiatan salah satunya yaitu membuat Eco Enzyme,” ujar Paul.

Paul menambahkan, Eco Enzyme Nusantara memiliki misi melakukan edukasi dan sosialisasi.

“Kita ingin membangun kesadaran masyarakat bagaimana mengasihi alam melalui pengolahan sampah organik. Tujuan dari sosialisasi adalah menyadarkan untuk mengolah sampah organik di rumah masing-masing,” kata Paul.

Apa Itu Eco Enzyme?

Menurut Paul, Eco Enzyme adalah cairan hasil fermentasi tiga komponen, yaitu air, gula, dan bahan organik atau sampah organik.

“Eco Enzyme itu pengolahan. Kita perlu paham banyak metode pengolahan sampah. Eco Enzyme sebetulnya merupakan hasil penelitian Dr. Rosukon Poompanvong, ahli pertanian organik di Thailand,” kata Paul.

“Dia meneliti selama 30 tahun dan mendapat sebuah formula di mana kita bisa menghasilkan cairan yang manfaatnya luar biasa setelah kita melakukan fermentasi selama tiga bulan,” tambahnya.

Eco Enzyme ini diperkenalkan  secara luas ke banyak negara oleh Dr. Joean Oon, peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

Manfaat Eco Enzyme

Dr. Rosukon ingin membuat metode pengolahan sampah organik yang murah dan mudah. Manfaat lanjutannya, ini yang mungkin luar biasa.

1. Eco Enzyme tidak akan kedaluarsa. Kalau kita membuat fermentasi tiga bulan, maka eco enzyme tidak ada kedaluarsa. Makin lama disimpan makin bagus kondisinya.

“Anda bisa membuat berapa pun. Teman saya ada yang membuat Eco Enzyme selama 10 tahun dan manfaatnya untuk perawatan tubuh luar biasa. Kalau tangan terluka bisa ditetesi Eco Enzyme, 15 menit kemudian darah akan berhenti,” ujar Paul.

2. Eco Enzyme bisa membantu melakukan penjernihan air dengan perbandingan 1:1000.

3. Eco Enzyme bisa membantu pemulihan tanah. Tanah biasanya banyak mengandung bahan kimia karena kita menggunakan pupuk kimia.

4. Membersihkan udara. Misalkan kita menyemprotkan Eco Enzyme ke udara dengan perbandingan 1:1000, maka udara kita menjadi jauh lebih bersih.

5. Pembersih peralatan rumah tangga. Eco Enzyme bisa digunakan untuk pembersih lantai, toilet dan lain-lain.

6. Pembersih badan atau sabun. Eco Enzyme bisa dimanfaatkan untuk menetralisir bahan kimia yang ada di sabun, dengan perbandingan 1:1. Misalnya sabun cair 100 ml dicampur ke Eco Enzyme 100 ml lalu kita kocok.

7. Sebagai pestisida untuk membersihkan kuman pada sayur dan buah. Sayuran direndam di air secukupnya, lalu tambahkan satu tutup botol Eco Enzyme, dan rendam selama 45 menit. Zat-zat kimia yang ada di buah dan sayur akan berkurang.

8. Sebagai obat nyamuk atau hand sanitizer dengan perbandingan 1:400.

Pembuatan Eco Enzyme

Cara pembuatan Eco Enzyme dapat dilakukan dengan perbandingan 1:3:10. Angka 1 ini ditujukan untuk gula yaitu 1 kg/gr. Angka 3 ditujukan untuk bahan organik atau sisa sampah organik yaitu 3 kg/gr. Angka 10 ditujukan untuk air yaitu 10 lt/ml.

Kita dapat menggunakan wadah plastik. Untuk tutup botol jangan menggunakan ukuran kecil seperti botol minum kemasan karena akan menyebabkan gas yang terkandung di dalamnya.

Sinta S.Pd, Relawan Eco Enzyme Nusantara.

Gula

Untuk gula bisa menggunakan semua jenis gula, kecuali gula pasir. Bisa gula merah, molasee, gula aren, gula kelapa, gula lontar.

“Di dalam gula-gula ini terdapat banyak kandungan zat mineral. Sedangkan gula pasir telah melewati beberapa proses kimia. Jadi unsur-unsur yang terkandung di dalamnya telah habis jadi tidak maksimal,” papar Sinta.

Bahan organik

Bahan organik yang bisa digunakan seperti buah, sayur, kulit buah, atau buah-buah yang sudah keriput tapi tidak berulat.

Kategori sayur dan buah yang tidak bisa digunakan adalah yang sudah dimasak, busuk, berminyak, kering, keras, berjamur dan hampir sudah tidak bisa dipakai lagi.

Air

Kita bisa menggunakan air apa saja. Misalnya, air bekas AC, air sumur, air galon, air hujan. Untuk wadahnya dapat menggunakan toples yang ada tutupnya.

Cara pembuatan:

1. Siapkan wadahnya lalu campurkan air 10 bagian, misalnya kita timbang air 10 kg.

2. Masukkan gula 1 bagian, misalnya 1 kg, kemudian diaduk.

3. Campurkan bahan organik. Bahan organik 3 bagian, misalnya atau 3 kg dan diaduk.

4. Tutup botol atau toples secara rapat. Jika tutup kurang rapat, bisa tambahkan plastik atau dibalut lakban agar aman.

5. Tulis tanggal pembuatan dan tanggal panen. Masa panen 3 bulan atau 90 hari.

Tidak untuk Diminum

Menurut Paul, kekurangan Eco Enzyme tidak dapat diminum dan hanya untuk pemakaian luar.

Anda ingin konsultasi mengenai Eco Enzyme? Hubungi Paul Iskandar, telepon 08111866866 atau Instagram Eco Enzyme Nusantara.**

Mahasiswa asal Papua, Jurusan Ilmu Komunikasi Unika Widya Mandala Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.