Katolikana.com—Komunitas Relawan Grigak bernaung di bawah Ecocamp Mangun Karsa. Komunitas yang didirikan pada 9 Februari 2018 ini bergerak di bidang pengabdian pada masyarakat dan negeri, khususnya di Dusun Karang, Desa Girikarto, Gunungkidul, Yogyakarta.
Romo YB Mangunwijaya Pr (alm) pernah tinggal dan berkarya di pantai bertebing tinggi bernama Pantai Grigak tahun 1986-1990. Rama Mangun tinggal di gubuk kecil di Pantai Grigak.
Komunitas Relawan Grigak membuka diri untuk semua orang yang ingin bergabung dan mengabdi bersama masyarakat Dusun Karang. Pengabdian Komunitas Relawan Grigak kepada masyarakat di Dusun Karang dilakukan dalam bidang pendidikan dan ekologi seperti bimbingan belajar di Dusun Karang dan kegiatan menanam pohon dan merawat Pantai Grigak.

Live-in di Grigak
Komunitas Relawan Grigak menggelar kegiatan live in di Dusun Karang, 26 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Selama kegiatan live in, peserta tinggal bersama keluarga baru. Mereka merasakan keharmonisan serta kekeluargaan. Mereka diterima dan dianggap seperti keluarga sendiri, hidup sederhana namun istimewa.
Sejumlah peserta menyampaikan kesan mendalam saat acara penarikan peserta live-in Komunitas Relawan Grigak di Balai Dusun Karang.
“Saya diterima sebagai bagian dari rumah Bapak angkat saya, bahkan saya diangkat sebagai anak bungsu dari Bapak Sardi,” ujar Jo, mahasiswa asal Maumere.
“Saya diterima sebagai anak kandung,” ujar Sonia, mahasiswi asal Belu.
“Saya kaget karena nama saya disebut ketika berpapasan dengan warga Padukuhan Karang, walaupun saya tidak kenal,” tambah Rocki, mahasiswa asal Mentawai.
“Saya belajar banyak pengalaman. Di Karang saya seperti menemukan surga istimewa,” ujar Yosri, mahasiswa asal Sumba Barat Daya.
Orang tua angkat mengungkapkan harapan kepada Komunitas Relawan Grigak agar tidak mengakhiri silahturami dengan anak-anak dan warga Padukuhan Karang.
“Kegiatan live-in memang akan berakhir, tapi silaturahmi kita tidak akan berakhir. Mari kita terus berkomunikasi, walaupun hanya melalui media sosial. Kami menaruh harapan kepada peserta live-in, kalian adalah kebanggaan kami. Kami juga berharap kalian sukses,” ungkap Martono.
Hangatnya Harmoni
Di Dusun Karang, kami disatukan dalam hangatnya rasa kekeluargaan, keharmonisan yang dirasakan dan benar-benar diterapkan meski kami berasal dari latar belakang dan karakter pribadi yang berbeda-beda.
Menurut Putu Wijaya, harmoni adalah yang paling utama dalam kehidupan, walau kadang tidak rasional.
Harmonisasi adalah kata sederhana, namun tak semua komponen masyarakat dapat merealisasikan dalam kehidupan.
Harmonisasi merupakan keadaan di mana setiap orang dapat saling merangkul bersama di setiap masalah sehingga terjadi keselarasan hidup guna mencapai kebahagiaan bersama.
Sederhana namun penting, terlebih lagi kita hidup di Indonesia yang dikenal dengan kemajemukan baik budaya, agama, ras maupun golongan.
Berbagai individu tersebar dari Sabang sampai Marauke dengan latar belakang geografis yang berbeda-beda mulai dari pegunungan hingga pesisir pantai, tepian hutan hingga di hutan belantara, dataran rendah dan dataran tinggi, pedesaan hingga perkotaan.
Dalam penjelajahan menelusuri alam Indonesia sering kali kita menemukan tempat-tempat baru yang dikelola oleh masyarakat dan beberapa komunitas kaum muda.
Grigak dan alamnya adalah salah satu tempat dengan berbagai keistimewaan yang ada di dalamnya.
Di Grigak, kami disatukan, saling merangkul bersama demi tercipta kebahagiaan dalam bingkai Bineka Tunggal Ika.**
Kontributor: Margaret Sirila Watungadha, anggota Komunitas Relawan Grigak.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.