Kabar Gembira: Vaksin Malaria Terbaru Telah Diluncurkan!

Vaksin yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline ini dapat berfungsi membangun sistem kekebalan anak untuk menggagalkan Plasmodium Falciparum.

0 146

Katolikana.com—Vaksinasi terbaru telah disetujui WHO dan akan membantu anak-anak Afrika dalam melawan Malaria.

Malaria merupakan parasit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk penghisap darah. Parasit ini dapat menyerang dan menghancurkan sel darah kita untuk berkembang biak.

Malaria kini sudah seperti salah satu momok tersebar yang dapat menakuti manusia di seluruh dunia ini selama ribuan tahun.

Setiap tahun parasit malaria membunuh sekitar 500.000 orang, setengah dari mereka adalah anak-anak bahkan balita di sub-Sahara Afrika.

Di negara maju jarang ditemui kasus malaria, hanya ada 2.000 kasus malaria saja yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.

Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada mereka yang kembali dari negara-negara di mana penyakit itu endemik.

Parasit malaria yang dibawa oleh nyamuk merupakan musuh manusia yang begitu bahaya. Malaria dapat menyerang seseorang hingga berulang kali.

Anak-anak balita di bagian Afrika sub-Sahara bahkan mengalami penyakit malaria ini sebanyak enam kali dalam jangka waktu setahun.

Jika diserang parasit malaria secara berulang kali dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan secara permanen yang membuat mereka lemah dan rentan terhadap patogen atau parasit lainnya.

Proses penyebaran parasit malaria. Infografis: Twitter

Upaya Pencegahan

Para peneliti kesehatan gencar melakukan penelitian terkait upaya membasmi parasit membahayakan ini. Berbagai vaksin telah melalui uji coba, sayangnya banyak yang tidak berhasil untuk melewati uji klinis.

Penggunaan kelambu dan insektisida biasanya dipakai untuk mencegah parasit membahayakan ini. Terbukti bahwa tindakan ini dapat mengurangi kematian akibat parasit malaria pada anak-anak usia balita, meski hanya 20 persen.

Tahun 2015, terdapat laporan terkait dengan uji coba vaksin. Vaksin ini mampu mencegah 4 dari 10 kasus malaria, 3 dari 10 kasus parah dan menyebabkan jumlah anak yang membutuhkan transfusi darah menurun.

Kemunculan vaksin ini menimbulkan keraguan terhadap vaksin tersebut. Untuk mencapai hasil maksimal dibutuhkan empat dosis agar bekerja secara efektif dan diberikan secara berkala.

Tiga dosis pertama diberikan pada bulan yang terpisah yakni, lima, enam, dan tujuh bulan. Dosis terakhir diperlukan waktu sekitar 18 bulan.

WHO Menyetujui

World Health Organization (WHO) meresmikan vaksin baru untuk mencegah penyakit malaria, Rabu (6/10/2021).

Vaksin yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline ini dapat berfungsi membangun sistem kekebalan anak untuk menggagalkan Plasmodium Falciparum (salah satu spesies plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria).

Plasmodium Falciparum merupakan spesies parasit malaria paling mematikan dan yang banyak tersebar di Afrika.

Direktur program malaria WHO dr. Pedro Alonso mengatakan langkah pertama dalam proses vaksinasi ini yaitu distribusi ke negara-negara miskin.

“Memiliki vaksin malaria yang aman, efektif, dan siap didistribusikan merupakan peristiwa bersejarah,” tambah dr. Alonso.

Vaksin baru dengan nama Mosquirix ini tak hanya membasmi parasit malaria. Vaksin ini dikembangkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit parasit lain.

“Ini sebuah lompatan besar dari perspektif sains untuk memiliki vaksin generasi pertama melawan parasit yang menjangkiti manusia,” kata dr. Alonso.

Kepala program malaria di PATH Ashley Biskett mengatakan dengan adanya vaksin baru terdapat dampak sangat signifikan.

Vaksin Mosquirix diberikan dalam tiga dosis dengan jangka waktu 5, 17, dan 18 bulan kemudian. Vaksin ini telah diuji coba di tiga negara yakni, Kenya, Malawi, dan Ghana.

Kelambu

Malaria Mengancam Indonesia?

Dilansir dari hellosehat, kasus parasit malaria di Indonesia mengalami penurunan sejak 2011-2015. Namun, beberapa wilayah timur Indonesia masih sangat berisiko terhadap parasit malaria ini.

Parasit malaria ini menjadi momok bagi para atlet Indonesia pada Pekan Olahraga atau PON XX Papua 2021.

“Di sini kami bertanding dalam kondisi Covid-19 jadi agak worry, terus ditambah malaria,” kata Emilia Nova, atlet atletik DKI Jakarta.

Untuk menyiasati terjangkit malaria, Emilia membatasi aktivitas di luar ruangan di malam hari selama berada di Mimika.

“(Antisipasi) malaria, ya enggak keluar dari jam 6 sore (18.00 WIT), enggak keluar-luar rumah, terus paling pakai lotion (anti nyamuk),” ujar Emilia. **

Kontributor: Hana Setian M, Faustina Rosalia, Antonia Rosita Pujiyatiningsih, Alexander Christian Setyadi, Boni Fatius Nugroho K, Credentia Gisela Sofio P (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.