
Katolikana.com–Jogja menjadi kota yang dipilih Lysna Gulo untuk melanjutkan pendidikannya setelah ia lulus SMA.
Mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini bercita-cita ingin memajukan daerah yang kaya akan tanaman obat.
Tekad yang kuat dimiliki Lysna untuk tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga keterbatasan biaya bukan menjadi penghalang baginya.
Ia mengaku bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Pendidikan menjadi nomor satu. Ia percaya bahwa pendidikan membawanya dapat meraih cita-cita dan manfaat bagi masyarakat khususnya untuk Kabupaten Nias, daerah asalnya.

Beasiswa menjadi Semangat
KIP Kuliah menjadi beasiswa yang ia gunakan untuk mendapatkan bantuan biaya kuliah. Beasiswa ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Beasiswa diberikan dalam bentuk bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Bantuan ini berlaku bagi mereka yg lolos melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, ujian mandiri di PTN maupun PTS.
Lisna akan dibiayai 100 persen selama kuliah. Syaratnya, ia tetap menjaga nilai akademik tiap semester minimal 3,0.
Sejak SMP hingga SMA Lisna sudah mendapatkan berbagai beasiswa dari pemerintah karena prestasi khususnya bidang akademik yang ia raih.
Berkat prestasinya mengikuti OSN tingkat provinsi ia berhasil mendapatkan bantuan biaya pendidikan oleh pemerintah Kabupaten Nias.
Saat SMA ia menjadi peraih peringkat pertama dengan nilai rata-rata 9,0. Juara 3 OSN Biologi dan OSN Kebumian tingkat provinsi.
Ia telah menunjukkan kecintaan terhadap ilmu alam sejak duduk di bangku SMA.
Memajukan Daerah Asal
Mahasiswa asal Nias, Sumatra Utara ini mengaku tertarik dengan berbagai tanaman obat yang banyak tumbuh subur di daerahnya, seperti tanaman Buah Dewa, Kemangi, Serai, Lengkuas, Kencur, Jahe, dan sebagainya.
Menurutnya, tanaman ini dapat dimanfaatkan sehingga menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Lisna berharap dengan pendidikan yang ia sedang tempuh saat ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan tanaman obat di daerahnya.
Tantangan dan Harapan
Meski menerima bantuan beasiswa 100 persen, namun Lisna masih memiliki keterbatasan untuk menunjang perkuliahan, seperti laptop.
Proses Lysna beradaptasi sebagai mahasiswa penerima beasiswa tidaklah mudah. Menurutnya, ada perasaan canggung yang sering kali menghampiri.
Selain itu tantangan yang dihadapinya adalah perbedaan budaya baru tempat Lisna berkuliah.
Tantangan ini adalah proses yang harus dihadapi dan tidak menjadikan penghalang baginya untuk terus belajar serta meningkatkan kualitas diri.
Cita-citanya sejak awal ia ingin berguna bagi masyarakat khususnya untuk masyarakat daerahnya.
Bagi Lysna, keterbatasan biaya bukan menjadi penghalang untuk terus mengejar cita-cita. Ia tetap berusaha dan menunjukkan kualitas bahwa ia layak mendapatkan bantuan biaya pendidikan.
“Bagi teman-teman yang memiliki keterbatasan biaya pendidikan, tidak perlu berputus asa karena beasiswa telah ada di depan mata. Asal kita memiliki semangat dan sikap pantang menyerah, akan ada jalan dari Tuhan,” ujar Lysna.
Lysna ingin menjaga kepercayaan pemerintah melalui beasiswa dengan menjadi mahasiswa yang aktif dan terus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Lisna menjadi contoh anak muda yang memiliki semangat untuk meraih cita-citanya di tengah keterbatasan ekonomi.
Kontributor: Frederico Hanung, Prisca Iresti, Amanda Stevany, Tiksow Febrianty

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.