
Vatican City, Katolikana.com – Anugerah “Terimakasihku Kepadamu” dari Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) akhirnya sampai di Vatikan. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung kepada Romo Markus Solo Kewuta, SVD—Staf Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan—pada Rabu (19/3/2025) di Lapangan Basilika Santo Petrus, Roma.
Penyerahan dilakukan oleh Romo Riston Situmorang, OSC (Sekretaris Komisi Liturgi KWI), yang secara khusus membawa plakat penghargaan dari Jakarta.
Penyerahan ini merupakan tindak lanjut dari acara Buka Tahun Baru Bersama PWKI ke-18 yang digelar pada 25 Januari 2025 lalu di Jakarta, di mana Padre Marco—sapaan akrab Rm. Markus Solo Kewuta—diumumkan sebagai salah satu dari delapan penerima anugerah.
“Terima kasih Romo Riston, terima kasih teman-teman PWKI, terima kasih Romo Budi atas piagam penghargaan ini. Sangat menggembirakan saya, terima kasih, Tuhan memberkati,” ucap Padre Marco dalam video sambutan singkat yang dikirimkan ke panitia PWKI.
Anugerah ini sebelumnya diterima secara simbolis oleh Romo Aloysius Budi Purnomo Pr (Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan – KWI) mewakili Padre Marco.
Ia adalah tokoh penting di balik terwujudnya Deklarasi Jakarta – Vatikan, yang ditandatangani langsung oleh Paus Fransiskus pada 21 Agustus 2024 lalu, bersama tujuh pemimpin organisasi pemuda lintas agama Indonesia. Deklarasi ini menjadi simbol kuat dialog antaragama untuk perdamaian dunia.
Selain Rm. Markus Solo, anugerah yang sama juga diberikan kepada tujuh tokoh lintas agama Indonesia. Mereka dinilai memiliki kontribusi besar dalam mewujudkan harmoni lintas agama di Indonesia dan dunia. Nama ketujuh tokoh lintas agama sebagai berikut:
- Addin Jauharudin (Ketum GP Ansor)
- Dzulfikar Ahmad Tawalla (Ketum Pemuda Muhammadiyah)
- Stefanus Asat Gusma (Ketum Pemuda Katolik)
- Sahat MP Sinurat (Ketum GAMKI)
- I Gede Ariawan (Ketum PERADAH)
- Wiryawan (Ketum GEMABUDHI)
- JS Kristan (Ketum GEMAKU)
Anugerah “Terimakasihku Kepadamu” merupakan bentuk penghargaan PWKI kepada tokoh-tokoh lintas latar belakang yang memiliki komitmen kuat dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan sosial.
“Kami tidak melihat latar belakang agama atau identitas, tetapi dedikasi dan komitmen mereka dalam mewujudkan dunia yang damai,” ujar panitia PWKI.

Pangan sebagai Jalan Damai
Dalam acara Buka Tahun Baru Bersama PWKI ke-18 di Jakarta, tema yang diangkat adalah “Pangan untuk Semua”, menyikapi isu ketahanan pangan yang menjadi perhatian global dan nasional. Acara ini diawali dengan misa konselebrasi oleh Rm. Adi Prasodjo Pr (Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta), Rm. Aloysius Budi Purnomo Pr, dan Rm. Heri Wibowo Pr (mantan Sekretaris Komisi HAK KWI).
Pendiri dan Penasihat PWKI, AM Putut Prabantoro, menyampaikan refleksi kritis terhadap idiom Latin yang selama ini digunakan dalam strategi politik global: “Si Vis Pacem, Para Bellum” – Jika ingin damai, siapkan perang.
Putut mengusulkan alternatif baru: “Si Vis Pacem, Para Panem” – Jika ingin damai, siapkan roti (pangan). Menurutnya, kesejahteraan adalah jalan sejati menuju perdamaian, bukan konflik atau kekuasaan.
PWKI yang berdiri sejak 28 Januari 2005 terus konsisten mengangkat isu-isu kemanusiaan, lintas iman, dan perdamaian dalam aktivitasnya.
Di bawah kepemimpinan Asni Ovier Dengen Paluin (Ketua) dan Mercy Tirayoh (Wakil Ketua), PWKI memperkuat sinergi antara jurnalisme Katolik dan nilai-nilai universal solidaritas dan keadilan sosial.
Dengan diserahkannya anugerah PWKI kepada Padre Markus Solo di Vatikan, nilai-nilai penghargaan lintas iman dan komitmen pada perdamaian yang digemakan dari Indonesia kini bergema sampai ke jantung Gereja Katolik dunia. Sebuah momen simbolik yang menandai bahwa jurnalisme Katolik Indonesia, meski kecil dan sederhana, memiliki suara moral yang kuat dan menjangkau global. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.