Sekolah Hybrid, Siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Lebih Paham dengan Pelajaran Sekolah

Interaksi yang terjadi antara guru dan murid sangat mendukung pembelajaran.

0 414

Katolikana.com—SMA Stella Duce 1 Yogyakarta mengadakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak Senin (11/10/2021). Kebijakan ini ditanggapi antusias oleh para siswi.

Damai Di Hati, siswa SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Foto: Brigittha Pricilya

“Seru banget, akhirnya bisa ketemu guru-guru. Materinya juga jadi gampang masuk otak,” ujar Damai Di Hati (15 tahun), siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Kelas 11 IPS.

“Sebulan aku masuknya bergantian. Misalnya minggu ini aku masuk hari Selasa dan Kamis, minggu depan aku masuk hari Senin-Rabu-Jumat,” ujar Damai.

SMA Stella Duce 1 Yogyakarta melakukan uji coba sekolah hybrid pada bulan Oktober 2021.

“Mulai November 2021 kita akan masuk setiap hari, tapi kita dibedakan jadi dua sesi, ada sesi pagi dan ada sesi siang,” tambah Damai.

Damai menyatakan, ketika menjalani sekolah hybrid, pertama yang harus disiapkan adalah ia harus bangun lebih pagi dibanding ketika ia sekolah online.

Putu Rigel Girindra Vardhani Camalacenthi. Foto: Istimewa

“Aku harus bangun lebih pagi buat persiapan sekolah, menyiapkan masker, tisu, hand sanitizer. Masker buat cadangan, tisu basah buat melap meja, laptop dan handphone pribadi, juga buku-buku,” ujar Damai tentang apa saja yang harus disiapkan.

Jika dibandingkan dengan sekolah online, Damai lebih memilih sekolah hybrid.

“Suasana belajar bersama teman dengan penjelasan dari guru membuat lebih mudah memahami materi,” ujarnya.

Hal ini dibenarkan oleh Putu Rigel Girindra Vardhani Camalacenthi.

Rigel adalah teman sekelas Damai yang masih terhalang untuk sekolah hybrid. Hal ini dilatarbelakangi oleh adik Rigel yang punya penyakit komorbid Covid-19, sehingga membuat Rigel tidak bisa ikut sekolah hybrid.

“Walaupun teman-teman lain belajar secara hybrid, aku senang saja sih, karena aku lebih paham sama materi gurunya. Aku juga merasa sejak hybrid ini, gurunya jadi lebih sering meeting secara online,” ujar Rigel.

Rigel menegaskan ketika kelas diadakan secara online, dia tidak mengenal nama sejumlah guru, karena jarang sekali guru mengajar secara langsung dikarenakan segala sesuatu hal.

Dengan adanya sekolah hybrid, Rigel yang tetap di rumah merasa ada kemajuan tingkat keseringan guru mengajar melalui aplikasi meeting online.

Suasana sekolah hybrid yang lebih kondusif juga dirasakan oleh guru SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

Paulina Nola Bitta Wirda Kumala Putri, salah satu guru di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, merasa suasana ruang kelas sangat mendukung untuk menyampaikan materi.

Persiapan Siswi Akan Sekolah Hybrid. Infografis: Brigittha Pricilya

“Interaksi yang terjadi antara guru dan murid sangat mendukung pembelajaran yang selama ini hilang sejak kegiatan sekolah secara online,” ujar Nola.

Nola menjelaskan guru-guru yang mengajar di Stece masuk secara bergantian, sebagian mengajar secara online dan sebagian mengajar secara hybrid di sekolah.

Menurut Nola, mengajar secara offline sangat menyenangkan sebab bisa bertemu dengan murid secara langsung. Interaksi di dalam kelas sudah dirindukan oleh Nola.

Keputusan yang diambil oleh pengurus SMA Stella Duce 1 Yogyakarta untuk mengadakan sekolah hybrid dinilai sangat baik dari pihak guru maupun murid.

Tanggapan antusias juga dirasakan oleh seluruh warga Stece agar bisa beraktivitas seperti sedia kala ketika kegiatan sekolah hybrid ini.

Kontributor: Brigittha Pricilya, Brigitta Raras, Candhik Ayu, Christian Patience (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.