Jessica Ayudya Lesmana, Transpuan yang Mengembangkan Passion Lewat Tulisan

Hingga kini, senilah yang membuat Jessica bisa bertahan dari kerasnya hidup.

0 420

Katolikana.comJessica Ayudya Lesmana memilih hidup menjadi transpuan. Pilihan ini ia ambil sejak kecil. Sejak itu banyak terjadi perubahan di dalam hidupnya.

Jessica merupakan seorang penggemar seni. Ia telah mencoba berbagai jenis seni seperti menari dan menyanyi.  Ia memulai kegiatan seni sejak 2017 lewat band transgender pertama di Indonesia, Amuba.

Jessica pernah menjadi aktor transgender dalam perhelatan Bangkok International Performing Art Meeting. Ia menyelesaikan proyek Ibu di Cemeti Art Institute dengan media tulisan yang berkembang menjadi bermacam macam medium, montase dan performance. Karyanya berlatar belakang kehidupan transgender dan pekerja seks yang masih bias stigma. Karya Jessica berjudul Transgender Hanging Diary Book: Montage Project dipamerkan di Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021.

Jessica Foto: Instagram.com/jessicaayudyalesmana

Saat ini ia mengisi kesibukan sebagai operasional di rumah tangga Galeri Seni Cemeti. Menurut Jessica, bekerja di bidang seni bukan menjadi patokan untuk bisa menopang hidup. Namun kecintaan terhadap seni membuat Jessica memutuskan untuk tetap menjalani profesi tersebut. Di luar itu, dia sedang menggarap projek terbaru mengisi jingle ekuator enam 2021.

Jessica juga rutin menulis artikel di platform konde.co. Passion di bidang menulis dirasakan sejak kecil. Namun kesempatan untuk mengembangkan hobi menulis secara rutin baru terjadi satu tahun dengan menulis berbagai artikel di platform konde.co. Tulisan yang diangkat Jessica mengarah kepada perspektif perempuan dan minoritas.

Jessica mengaku, tulisan yang diunggah ke platform konde.co ini menjadi salah satu penyambung hidupnya.

Sebagai penulis ia mengembangkan pengetahuan, strategi penulisan yang lebih baik, serta membangun jaringan. Dari artikel yang ia tulis, setidaknya akan membuat nama dia dikenal banyak orang.

Permasalahan diangkat menjadi artikel berasal dari diri sendiri serta lingkungan sekitar. Apa yang ia lihat dan amati dapat menjadi bahan untuk dikembangkan dan ditulis.

“Menulis adalah merawat pengetahuan. Menulis adalah mengulang pengetahuan yang kita dapatkan dan memaknainya. Dengan menulis kita bisa memaknai bagaimana cara kita memandang hidup,” ujar Jessica.

Dari 20-an artikel yang ditulis di konde.co, dia berencana untuk membukukan dalam waktu dekat. Jessica juga akan meluncurkan novel karyanya. Novel yang ditulis bercerita tentang kehidupan, bagaimana cara orang bertahan di kehidupan yang rumit terutama kehidupan transpuan.

Jessica Ayudya Lesmana. Foto: suluhperempuan.org

“Menulis bukan hanya untuk transpuan semata. Namun transpuan juga berhak menulis. Untuk semua yang ingin bisa menulis, berlatihlah dan biasakan diri untuk membaca referensi yang banyak,” pesan Jessica.

Perjuangan Jessica sebagai transpuan menjadi bukti bahwa transpuan memiliki hak untuk bisa berkarya dengan bakat yang dimiliki. Tiap orang akan memiliki jalan kesuksesannya masing-masing.

Jessica yang menjadi seorang transpuan, kini bisa terus menopang hidupnya melalui bakat menulis dan hobinya di bidang seni.

Kontributor: Joshua Stefanuslee, Benedikta Ave Martevalenia, Yohana Reni A, Calvin Jordan. ( Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.