Meneladani ‘Coach’ Yesus: Ini 9 Pendekatan Coaching ala Yesus untuk Melayani dan Membina Murid

Murid-murid Yesus menyebutNya guru. Apakah guru bermakna sama dengan pelatih?

0 795

Katolikana.com—Perubahan sosial dan teknologi di kalangan orang Kristiani seringkali memunculkan gap antargenerasi.

“Anak-anak milenial tidak mendapatkan perhatian selain nasihat yang cenderung membosankan,” ujar Dr. Pramudianto, penulis buku Jesus as a Coach, ketika dihubungi Katolikana, Kamis (23/3/2023).

Christian coaching menjadi peluang baru bagi orang tua untuk memberi ruang dan berkontribusi dalam hidup generasi sekarang. Melalui christian coaching yang meneladani Yesus, orang tua dapat berkontribusi lebih dalam kehidupan anak-anaknya,” tambah Dr. Pramudianto.

Pengertian coaching

Istilah ‘coach’ berkaitan dengan kepemimpinan dan tanggung jawab.

Coaching dimaknai sebagai kerjasama antara coach dengan coachee dalam eksplorasi pikiran yang kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional.

Coaching membantu coachee melalui penemuan dari dalam diri sendiri; berbeda dengan mentoring yang membimbing mentoree secara langsung dalam menjalankan apa yang dipelajari.

Coaching menuntun coachee untuk menentukan agenda sendiri dan memotivasi perubahan dari dalam diri coachee sendiri; berbeda dengan training yang menetapkan agenda dan mendapatkan perubahan melalui trainer­-nya.

Coaching cenderung tidak memberikan jawaban langsung, melainkan mendorong coachee untuk menemukan jawaban sendiri; berbeda dengan konsultasi yang membantu mengatasi masalah yang sudah, sedang, maupun akan terjadi dengan memberikan solusi.

Coaching bersifat delevopmental – berorientasi ke depan, membimbing dan mengarahkan untuk pengembangan diri; berbeda dengan konseling yang bersifat terapeutik – cenderung mengarah ke belakang, membantu pribadi untuk mendapatkan kesembuhan/pemulihan secara mental.

Dr. Pramudianto, penulis buku Jesus as a Coach. Foto: Istimewa

9 Pendekatan Coaching ala Yesus

Coaching bertujuan meningkatkan kinerja dan tujuan orang lain. Dalam konsep Kristiani, coaching membantu untuk fokus pada masa kini dan masa depan, sebagai perluasan Kerajaan Tuhan.

Menurut Dr. Pramudianto, konsep coaching yang diterapkan oleh Yesus bisa dipelajari melalui sembilan pendekatan berikut:

1. Menangani masalah keraguan (Matius 14:31)

Wujud keraguan dibentuk Yesus sebagai bantuan dalam menumbuhkan iman. Keraguan dapat menjadi katalisator baik, apabila ditangani sebagaimana Yesus menanganinya.

2. Bertanya, “Apakah Kamu Memahami?” (Matius 16:8)

Yesus pernah bertanya, “Apakah kamu belum mengerti?” yang bertujuan untuk melatih murid-murid-Nya menanggapi pertanyaan itu dalam diri pribadi, ketimbang menjawabnya.

3. Bertanya, “Apa yang Kamu Inginkan?” (Matius 20:32)

Yesus bertanya kepada dua orang buta, “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”. Sebagai coach, Yesus ingin menempatkan tanggung jawab yang kuat kepada coachee, sehingga Ia tahu langsung apa yang diinginkan mereka.

4. Mengajukan pertanyaan dari Alkitab (Lukas 10:26)

“Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” tanya Yesus, mengajak coachee-Nya untuk menemukan jawaban dengan landasan tertentu (Alkitab).

5. Mengajukan pertanyaan ‘mengapa’ (Markus 2:8)

Pertanyaan ‘mengapa’ yang diajukan oleh Yesus memancing coachee untuk memberikan jawaban dengan menciptakan proses pemikiran yang mendalam.

6.Mengajukan pertanyaan tentang iman (Lukas 8:25)

Yesus mengajak coachee untuk memeriksa iman (keyakinan) mereka, sehingga membuat para coachee mencari jawabannya.

7. Mengajukan pertanyaan “apakah Anda …” (Yohanes 13:12)

Yesus ingin coachee memberikan jawaban mereka.

8. Bertanya, “Apa yang Kamu Diskusikan dengan Orang Lain?” (Lukas 24:17).

Yesus mendorong coachee untuk berkembang sebagai seorang pemikir.

9. Bertanya, “Apa yang sedang Kamu Cari?” (Yohanes 1:38)

Seorang coach membantu coachee menemukan hal-hal yang cari dan berarti bagi mereka; itulah yang dilakukan Yesus.

Coaching Bagi Umat Kristiani

Yesus melakukan coaching dalam wujud servant leadership. Ia menjadi role model, menunjukkan apa yang harus dilakukan, mengobservasi kemajuan murid-murid-Nya, mengoreksi kesalahan mereka, serta mengevaluasi performa mereka.

Orang Kristen yang percaya – mereka memiliki Roh Kudus. Para coach Kristen mendorong para coachee untuk terus mendengarkan Roh Kudus, bersama-sama melihat bagaimana Allah memanggil umat-Nya dalam kehidupan, dan mendukung serta mendorong ke arah yang diinginkan coachee untuk bertumbuh.

Tidak hanya bagi orang dewasa, Dr. Pramudianto turut memaparkan bahwa anak-anak bisa diarahkan melalui christian coaching.

Anak-anak di usia 10-14 tahun yang mulai memasuki masa peralihan dan perubahan menemukan banyak tantangan menuju kedewasaan. Christian coaching dapat membekali anak-anak untuk bertumbuh secara spiritual.

Yesus sendiri (sebagai coach) menunjukkan pada murid-muridnya pentingnya seorang anak terlibat dalam misi pelayanan-Nya (Matius 18:1-5).

Meneladani Coach Jesus

Umat Kristiani diajarkan untuk meneladani kasih Yesus dalam hidup sehari-hari. Namun, apabila sikap teladan dimaknai secara harafiah, mungkin tidak lagi relevan pada zaman modern ini.

Menurut Pdt. Susan Kariso Warokka dari GPDI El-Shaddai Petukangan Utara, coaching dapat membentuk lingkungan yang lebih positif, sehat, dan suportif.

“Hal ini sejalan dengan apa yang Yesus lakukan saat melayani dan membina para murid-Nya. Ia banyak memakai metode coaching sehingga mampu mengeluarkan setiap potensi yang terpendam dan menjangkau banyak jiwa,” ujarnya kepada Katolikana, Jumat (24/3/2023).

Pdt. Helis, S.E., M.Th. dari GBI Gregoreo Sunter mengatakan rohaniwan Kristen bisa meneladani cara-cara Yesus.

“Saya menemukan bahwa para rohaniwan Kristen dapat meneladani cara-cara Yesus, dibawa menemukan ‘dunia dalam dirinya sendiri’, mengeksplorasi potensi yang dimiliki dengan menggunakan ‘sentuhan’ yang bersumber dari hikmat khas Alkitab dan peran aktif Roh Kudus yang akan memunculkan api gairah Ilahi dalam menghadapi masa kini dan masa depan,” ujarnya  kepada Katolikana, Sabtu (25/3/2023). ***

Kontributor: Credentia Gisela, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

 

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.