Pameran Seni ‘Art For Fest’ by Great me, Eksplorasi Seni Baru di Dalam Kos

Pameran unik karya Gwyneth Mandala menghadirkan keajaiban kreativitas di dalam kamar kos.

0 117

Katolikana.com—Gelar pameran seni  ‘Art For Fest’ by Great me menghadirkan keajaiban kreativitas karya seni di dalam kos.

Dengan ruang terbatas, Great me atau yang kerap dikenal dengan nama Gwyneth Mandala, mampu mengubah ruang kamar kos menjadi galeri mini yang memukau.

‘Art For Fest’ by Great me bukan hanya pameran seni biasa, tetapi juga sebuah ekspresi diri yang diungkapkan melalui seni.

Beberapa karya yang dipamerkan seperti lukisan, karya abstrak, media kain, dan karya seni lain menggambarkan perjalanan pribadi penuh warna dan emosi.

Suasana kamar kos yang disulap jadi venue pameran lukisan. Foto: Melyana Argaditha

Perjalanan Pameran

‘Art For Fest’ merupakan pameran tunggal kedua yang dipersembahkan oleh Gwyneth. Pameran kali ini Gwyneth berkolaborasi dengan Festival Budaya (Festaya) NTT 2023 dalam acara usaha dana.

Karena itu tema yang diambil adalah ‘Art For Fest’ atau seni untuk festival. Namun pameran ini bukan hanya sekedar kolaborasi.

Tema inti dari pameran ini yaitu ‘Dinding Kerelaan’.  Tema tersebut mencerminkan bahwa tidak ada yang benar-benar siap soal kerelaan atas apa yang sudah terjadi.

Tema ini adalah tema lanjutan dari pameran pertama yang bertema ‘21’st Distraction’ pada April 2023. Pameran pertama menjadi media awal bagi Gwyneth mengekspresikan kisah perjalanan hidupnya yang mengalami distraction atau gangguan-gangguan yang membuat dirinya dapat bertahan sampai saat ini.

“Tema pameran kedua yaitu tentang tidak ada yang benar-benar siap soal kerelaan yang sudah terjadi selama usia 21 tahun. Jadi distraction atau gangguan-gangguan di usia 21 tahun bagian merelakan ada di pameran kedua,” ungkap Gwyneth.

Pameran kedua dilangsungkan selama tiga hari dan dibuka secara umum. Karena berkolaborasi dengan festaya maka terdapat uang masuk sebesar Rp10.000 per orang.

Seni instalasi. Foto: Melyana Argaditha

Tak Ada yang Benar-Benar Siap!

Salah satu yang menjadi sorotan dari pameran ini adalah kisah yang dituangkan menjadi karya seni.

Terdapat beberapa karya yang memiliki kisah personal dari sang seniman. Misalnya, beberapa obat-obatan yang ditempel pada dinding dan lukisan yang terdapat cerita bagaimana dirinya dapat bertahan di umur 21 tahun.

Karya lain yang menarik perhatian pengunjung yaitu topeng hitam dengan jaring yang ditempel pada media lukisan berwarna.

“Setiap pengunjung pasti aku tanya apa yang kalian maknai dari karya tersebut? Setiap pendapat tidak ada yang salah. Kalau diri aku sendiri memaknai itu sebuah kepura-puraan dalam merelakan,” ungkap Gwyneth.

“Topeng itu layaknya seseorang mengeluarkan warna, tapi di dalamnya dia cuma punya tangisan berdarah-darah dan hanya punya satu warna. Dia ingin menyuarakan yang sebenarnya tapi tidak bisa,” tambah Gwyneth.

Pameran kedua ini pengunjung seakan diajak untuk melihat puing-puing kerelaan yang sebenarnya tidak benar-benar siap melepaskan.

Sudut kamar kos. Foto: Melyana Argaditha

Pameran di Dalam Kos?

Berbeda dengan pameran biasanya, pameran unik karya Gwyneth Mandala menghadirkan keajaiban kreativitas di dalam kamar kos.

“Kenapa aku pilih mengadakan pameran di dalam kos, karena di kos ini aku merasakan adanya makna rumah. Jadi biar ada vibes atau suasana rumah, terutama bagi para pengunjung yang pertama kali masuk kedalam pameran dapat merasakan vibes itu,” ungkap Gwyneth.

Bagi beberapa orang yang sedang merantau untuk kuliah pasti menjadikan kos sebagai tempat untuk pulang,” tambahnya.

Dengan batasan ruang yang terbatas Gweyneth mampu mengubah ruang kos menjadi tempat memukau.

Pengunjung yang hadir tak hanya terpesona oleh karya-karya yang ditampilkan, tetapi juga atmosfer yang diciptakan di dalam kos.

“Pas pertama kali aku datang ke pameran karya Gwyneth itu aku tahu dari Instagram. Aku tahu Gwyneth itu anak Ilmu Komunikasi. Jadi aku penasaran dia mau buat pameran seperti apa. Tiba di sini aku cukup kaget, ternyata karya-karya yang dibuat memiliki cerita unik masing-masing,” ungkap Devina, seorang pengunjung.

Sudut lain dari kamar kos. Foto: Melyana Argaditha

“Menurut aku ini keren banget. Seorang mahasiswa bikin karya di kosan kaya gini dan bisa menceritakan ke pengunjung apa sih yang sebenarnya menjadi konsern seniman ini,” tambah Devina.

Pameran seni karya Great me membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal batas ruang. Kamar kos yang hanya ruang sepetak dapat menjadi inspirasi luar biasa.

Di pameran terdapat satu kutipan: “Terpujilah Terpujilah Amor Fati Terpujilah.” Maknanya, mencintai, mau mencintai nasib kamu baik atau buruk tetap Tuhan yang akan menuntun langkahmu.

“Dari pameran ini aku berharap teman-teman bisa mempercayai bahwa baik nasib baik atau buruk kalian akan tetap bersinar terang,” pungkas Gwyneth. (*)

Kontributor: Melyana Argaditha, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.