Paus Fransiskus Menolak Dimakamkan di Vatikan

Alih-alih Basilika Santo Petrus, Paus lebih memilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.

0 247

Katolikana.com—Paus Fransiskus mengatakan dia telah mempersiapkan makamnya di sebuah basilika di luar tembok Vatikan. Ini adalah satu dari sekian banyak gestur Paus Fransiskus untuk keluar dari tradisi lama Vatikan.

Paus Fransiskus, yang baru saja berulang tahun ke-87 pada tanggal 17 Desember tahun ini, mengatakan kepada stasiun televisi Meksiko N+ bahwa kelak ia berwasiat untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.

Di basilika inilah ia selalu menyempatkan berdoa sebelum dan sesudah perjalanan ke luar negeri. Dia telah melakukan lebih dari 100 kunjungan ke basilika yang dibangun di abad ke-5 tersebut untuk berdoa di depan patung Perawan Maria dan bayi Yesus.

Paus mengatakan kepada jurnalis Valentina Alazraki dari N+ bahwa dia juga berupaya menyederhanakan ritual pemakaman kepausan. Ia menambahkan, “Saya akan meluncurkan ritual baru.”

Upacara pemakaman kepausan biasanya dilakukan secara meriah selama beberapa hari, sebelum jenazah Paus yang mangkat akhirnya disemayamkan di gua bawah tanah Basilika Santo Petrus, Vatikan.

 

Kesehatan Paus Menurun

Kesehatan Paus Fransiskus memang telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini memaksanya untuk beraktivitas menggunakan kursi roda. Bahkan, hal ini memicu spekulasi bahwa ia akan mengundurkan diri dari takhta kepausan sebelum wafat, seperti yang dilakukan pendahulunya, Paus Benediktus XVI.

Paus Fransiskus sudah menjalani operasi usus besar pada tahun 2021 dan pernah dirawat di rumah sakit pada awal April tahun ini karena menderita bronkitis.

Terbaru, Paus telah membatalkan agenda perjalanannya ke KTT iklim COP28 di Dubai akibat penyakit bronkitis akut yang dideritanya pada akhir November.

Sosok yang memperingati 10 tahun takhta kepausannya pada bulan Maret tahun ini, mengatakan dalam wawancara bahwa meskipun memiliki masalah kesehatan, dia tidak berpikir untuk mengundurkan diri.

Ketika ditanya tentang kondisi kesehatannya dalam sebuah wawancara pada bulan September, dia menjawab, “Masih hidup… meskipun beberapa orang menginginkan saya mati.”

Basilika Santa Maria Maggiore. Salah satu basilika kepausan yang terletak di luar tembok Vatikan. (Sumber: Viator)

 

Sosok Berpengaruh dan Keras Kepala

Paus Fransiskus telah menunjukkan pengaruhnya di tengah perselisihan dengan faksi gereja yang sangat konservatif, yang kesal dengan sikapnya yang terpaku pada isu-isu seperti kesenjangan sosial, krisis iklim, dan pengungsi.

Lahir dari imigran Italia, salah satu paru-paru Paus Fransiskus telah diangkat pada usia awal 20-an, saat ia masih menjalani masa pelatihan sebagai imam muda di negara asalnya, Argentina.

Sejak Mei tahun lalu dia sering terlihat menggunakan kursi roda atau menggunakan tongkat karena penyakit lututnya. Vatikan belum mengungkapkan secara pasti apa masalahnya, namun José María Villalón, dokter kepala di klub sepak bola Spanyol, Atlético Madrid, dipanggil untuk menangani masalah ini.

Villalón, seorang ahli di bidang traumatologi olahraga, menggambarkan Paus Fransiskus sebagai “pasien yang sangat menawan dan keras kepala”. Ia juga menjelaskan, pada November tahun lalu, Paus Fransiskus telah menegaskan bahwa ia tidak ingin melakukan tindakan operasi pada lututnya.

 

Sumber: Guardian

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.