Cafe Pastoral Frankoni: Ketika Nuansa Rohani Memenuhi Ruang Kopi

Cafe dianggap tempat sekuler. Kini muncul fenomena baru: Cafe bernuansa rohani.

0 143

Katolikana.com—Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv.) Indonesia melalui Komunitas Biara Konventual di Delitua mendirikan Cafe Pastoral Frankoni atau Fransiskan Konventual Indonesia sejak 15 Mei 2023.

Cafe Pastoral Frankoni terletak di samping Gereja Katolik Paroki St. Yosef Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Cafe ini menawarkan pengunjungnya lebih dari sekadar minuman kopi. Ia menghadirkan suasana yang penuh damai, inspiratif, dan berdampak rohani.

Ketika seseorang melangkah masuk ke Cafe Pastoral Frankoni, yang pertama kali mereka rasakan adalah kehangatan dan kedamaian yang mengalir seiring dengan aroma kopi yang harum. Namun, di balik setiap cangkir yang disajikan, ada lebih dari sekadar minuman; ada cerita keberanian, perjuangan, dan pengabdian.

Pintu masuk Cafe Pastoral Frankoni yang berada di sebelah Gereja Katolik Paroki St. Yosef Delitua, Kabupaten Deli Serdang.

Pastoral dan Ekonomi Pastoral

Menurut penanggung jawab Cafe Pastoral Frankoni RP Titus Khian Limngardi, OFMConv., tujuan cafe ini punya sisi pastoral dan ekonomi pastoral.

Cafe ini dibuat untuk pemberdayaan ekonomi dan kesempatan orang berbagi kasih.

“Dengan membeli kopi seharga 10 ribu itu berarti turut menyumbangkan pendidikan para Imam,” ucap Pastor Titus.

Pastor Titus menjelaskan bahwa aspek pastoral dari Cafe Pastoral terletak pada interaksi sosial yang terjadi di dalamnya.

“Setiap orang yang datang dan berkunjung dapat saling bertutur sapa, senyum, dan ucapkan salam kepada sesama teman dengan rasa gembira serta bahagia bertemu dengan banyak orang lalu kemudian bercerita, bertukar pikiran serta berbagi pengalaman,” ujarnya.

Selain itu, Cafe ini juga menjadi tempat bagi para pastor, diakon, dan frater untuk bertemu dengan umat dan teman-temannya.

“Cafe ini bisa sebagai tempat pertemuan para pengurus Lingkungan hingga Dewan Paroki serta tempat bertemu dengan Tuhan,” tambah Pastor Titus.

Kasir Cafe Pastoral Frankoni.

Melampaui Batas Agama

Salah satu daya tarik utama cafe ini adalah inklusivitasnya. Meskipun didirikan oleh Gereja Katolik, Cafe Pastoral Frankoni terbuka bagi semua lapisan masyarakat, tanpa memandang agama atau latar belakang.

Para pengunjung Cafe Pastoral mencakup beragam kalangan, mulai dari Orang Tua Katolik (OTK), Orang Muda Katolik (OMK), hingga orang luar (umum). Cafe ini bukan hanya sekadar tempat bersantai, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi yang lain.

“Ini merupakan terobosan dalam konteks pastoral, di mana Cafe ini tidak hanya berbicara tentang kebaikan, moralitas, dan etika, tetapi juga menjadi bagian dari proses katekese,” ujar Pastor Titus.

“Ketika berkumpul di Cafe Pastoral, mereka bersukacita di situlah mereka jadi Jemaat Gereja Perdana. Di cafe ini tenaga barista dari OMK beserta koki juga dari OMK,”tambahnya.

“Ini adalah tempat di mana perbedaan diterima dan dihargai,” kata Marimbun Tarigan, seorang anggota komunitas paroki.

“Kami dari orang tua atau umat sangat mendukung akan kehadiran Cafe Pastoral Frankoni ini terhadap kenyamanan bagi siapa saja yang datang ke Cafe ini,” tambah Marimbun Tarigan.

Keunikan

Menurut Pastor Titus, walaupun banyak jenis cafe seperti cafe online dengan siaran podcast atau cafe majalah rohani, Cafe Pastoral Frankoni memiliki keunikan sendiri.

Hal ini terlihat dari sifatnya yang murah meriah dan terjangkau, dengan harga minuman yang hanya sepuluh ribu rupiah, jauh lebih rendah dibandingkan tempat lain yang bisa mencapai dua puluh lima ribu rupiah.

Meskipun sempat dipertimbangkan untuk memberi nama-nama menu dengan unsur rohani, keputusan akhirnya adalah mempertahankan nama “Cafe Pastoral Frankoni” sebagai identitas cafe.

Di cafe ini, pengunjung seringkali mencari momen untuk berdoa, membeli Rosario, meminta berkat, atau bahkan curhat. Pastor Paroki pun turut serta dalam kegiatan di cafe ini, menerima banyak saran dan masukan dari umatnya.

Tak hanya itu, Cafe Pastoral Frankoni juga menghadirkan live music dari para postulan dan frater konventual yang tampil bernyanyi sebagai bagian dari panggilan mereka.

Cafe Pastoral Frankoni dijalankan oleh tim yang terdiri dari empat orang, termasuk pastor, diakon, dan frater.

Pastor Titus mengakui bahwa proses ini juga merupakan pembelajaran baginya dalam memahami konsep cafe dari perspektif pastoral.

Cafe ini merupakan wujud konsep pastoral yang dijalankan oleh Ordo Fransiskan Konventual Indonesia, memiliki peran yang cukup signifikan dalam konteks Biara Konventual Delitua dan Gereja St. Yosef yang menjadi bagian dari biara tersebut.

Inspirasi dari Bawah

Sebagai salah satu inovasi dalam pelayanan pastoral, Cafe Pastoral Frankoni tidak hanya memberikan tempat untuk berkumpul, tetapi juga memberdayakan generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi.

“Kami meminta OMK untuk bergabung sebagai karyawan di cafe ini,” ungkap Nico Andika Halawa, seorang barista yang menjadi bagian dari staf cafe sejak awal pembukaan.

“Ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi pada gereja dan merasa bangga akan peran mereka dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan,” ujarnya.

Tradisi dan Inovasi

Dalam setiap cangkir kopi yang disajikan, Cafe Pastoral Frankoni menciptakan ruang untuk menyatukan tradisi agama dengan inovasi modern.

“Cafe ini bukan hanya tempat untuk minum kopi, tetapi juga cerminan dari semangat masyarakat yang berkumpul, berbagi, dan tumbuh bersama dalam kasih Tuhan,” jelas RP Titus Khian Limngardi.

Dengan setiap tegukan kopi yang dinikmati di Cafe Pastoral Frankoni, terdengar gemuruh kebersamaan dan kebahagiaan yang meluap-luap, menandakan adanya ruang bagi semua orang untuk merayakan kehidupan, cinta, dan kasih Tuhan. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.